Mengingat lagi dan lagi..

Sepertinya melupakan itu sia-sia.. Karena manusia diciptakan untuk mengingat.. Mengingat apa yang sudah dikerjakannya dan memperbaikinya dari hari ke hari menjadi lebih baik.. Mengingat kalau dia hanya "makhluk".. Mengingat kalau dia "fana" bukan untuk selamanya.. Mengingat kalau tidak boleh menuntut karena semua adalah kuasa-Nya..

#evaluasidiri #partof3story

-cerita hari ini-

Allah berikan lupa agar manusia terlindungi dari perasaan yang tersakiti dan kecewa..

Karena perasaan tersakiti adalah cara Allah menegur dan mengingatkan kita hakikat manusia untuk selalu bersyukur dan memohon bantuan hanya pada-Nya bukan untuk menuntut dan menyangsikan.

#belajaruntukbijak #partof3story

My Tumblr

Berhubung Tumblr udah nggak bisa lagi diakses dengan bebas di Indonesia jadilah tulisan ku ada beberapa yang tertinggal disana dan sepertinya perlu dipindah ke sini. Tempat cerita yang sempat terlupakan.. Hehehe.. 😁

Dicicil aja satu-satu mindahinnya..
Karena nulis juga butuh waktunya sendiri ada kala nya mood nya bagus ada kalanya lagi nggak pengen nulis sama sekali.. 😁

Tapi bagaimana pun menulis itu perlu buat menambah kreatifitas, buat maksa belajar kata-kata baru, buat renungan, buat pelepas penat, buat evaluasi diri, buat berpikir lebih dalam, buat nuangin apa yang kadang nggak bisa diomongin langsung..

Ini murni dari perspektif saya.. 😁

#partof3story

-cerita hari ini-

Cobalah jangan menilai sesuatu terlalu cepat, kadang ada alasan di setiap keputusan seseorang. Seringkali kita menilai negatif orang yang tidak sependapat dengan kita. Bahkan memandang sebelah mata pendapat mereka.

Rindu

2.30 WIB terdengar kunci pintu terbuka dan langkah kaki yang tidak asing lagi masuk melalui pintu depan. Dari dalam kamar aku hanya bisa menyimak dan mengulang kebiasaannya kalau pulang. Ke dapur untuk minum air putih lalu ke toilet untuk berbenah sebelum tidur atau sebaliknya ke toilet dulu baru ke dapur. Aroma tubuhnya pun selalu sama, samar-samar akan berbau rumah sakit yang identik dengan bau antiseptik.

Dalam hati ada satu kebanggaan terhadap mu yang sekarang. Ada banyak kesamaan yang aku rasakan antara dirimu dan papa, bahkan terlalu banyak kesamaan kurasa.

Dulu pada waktu yang sama saat dini hari menjelang, saat gerendel pintu rumahku terbuka dari luar itulah moment-moment yang paling dinantikan. Saat dimana rindu karena terpisah dengan  seorang ayah terobati. Rindu yang kadang terlalu membuncah karena rentang waktu yang terlalu panjang tidak bertemu.

Mungkin saat dirimu jemu dengan alat-alat operasi sedangkan papa jemu dengan mesin kapal dan ombak laut. Kau berpisah dengan keluarga yang kau cintai  hanya dalam hitungan hari sedangkan papa berpisah dengan keluarga yang dicintainya kadang sampai hitungan bulan ataupun tahun.

Jika suatu hari putrimu bertanya mirip siapakah ayahnya aku akan menjawab ayahmu adalah copian dari papaku. Ayahmu adalah ayah yang paling mencintai keluarganya seperti papaku.  Ayahmu adalah abang terbaik yang pernah diberikan Tuhan untukku dan adikku sebagai pelindung kami berdua. Dia akan menjagamu seperti ia menjaga ku dan adikku. Ayahmu adalah abang yang selalu bisa menjadi obat rinduku kepada papaku karena kemiripannya.

Terima kasih abang karena telah membawaku dalam lamunan masa lampau yang begitu indah. Saat-saat kita sama-sama berlonjak bahagia kalau papa pulang. Dan terima kasih sudah mengobati rinduku pada papa kita tersayang. Karena saat kau tumbuh menjadi seorang ayah seperti sekarang kau semakin mirip dengan sosok papa yang kita puja spanjang masa. Jadilah ayah terbaik untuk putrimu Anin seperti papa yang selalu menjadi terbaik untuk kita.

Untuk dua lelaki terbaik dan terpenting dalam hidup saya..

Hai Dunia..!

Hai dunia.. masih seindah yang dikata orang kah kau sekarang. Terlalu banyak yang sudah dirusak dan dirubah mereka yang bilang kau indah karena keserakahan mereka. Masih berhakkah mereka atas dirimu? Benar-benar tidak tahu malu mereka yang membuat mu hancur seperti sekarang. Tidak sadarkah mereka apa yang telah mereka perbuat. Mungkin kesadaran itulah yang telah pergi dari diri mereka sekarang sehingga mereka lupa diri. 

Katanya Pecinta Alam Tapi Sampah Ditinggal di Gunung.

Mengatasnamakan Kemajuan Pembangunan Tapi Lingkungan Tidak 
Diperhatikan


Boleh Mengambil, Boleh Dinikmati Tapi Jangan Sampai Merusaknya.


Begitu Dangkalnyakah Pemikiran Manusia Saat ini 
Sehingga Tidak Mampu Membedakan Tempat Sampah dan Sungai.

Memajukan Pariwisata Sah-sah Saja Tapi Jangan Merusak, Bukannya 
Semakin Maju Malah Semakin Primitif.

Pertanyakanlah pada mereka, apa salahmu hingga mereka tega berbuat itu kepadamu! Tidak maukah mereka mempertanggungjawabkannya? Mungkin mereka tidak sanggup untuk merubahmu seperti sedia kala. Tapi dimana kepedulian mereka? Bukankah jika tidak sanggup bertanggung jawab setidaknya mereka peduli dan berusaha mengurangi kerusakan-kerusakan, menjaga dan merawat sehingga tidak semakin hancur. Wajar jika kau sedih, wajar jika kau marah pada mereka yang sudah semena-mena terhadapmu. Setidaknya itu bisa jadi pelajaran bagi mereka yang telah mengacuhkanmu hingga seperti sekarang.

Jangan Saling Menunjuk Kesalahan, Pertanyakan pada Diri Sendiri 
Apa yang Telah Ku Perbuat!

Mungkin jika kau marah mereka baru sadar, kemana saja mereka ketika kau diterlantarkan. Apa saja yang mereka perbuat ketika kau merasa semua yang kau miliki telah kau berikan kepada mereka, semua telah mereka manfaatkan dengan semau mereka. Kemanakah hati nurani mereka? 


Hei Manusia Seberapa Parahkah Kau Merusaknya? Pertanyakanlah!


Apa gunanya kebenaran jika kepalsuanlah yang diagungkan...

Semua orang akan berkata tidak, aku pun begitu. Tapi apa daya ketika memang terjadi dan tak terhindarkan. Mungkin sebagian akan berkata hadapi dan sebagian orang lainnya akan berpaling atau menghindar. Namun, ada kala ketika aku ingin berpaling dari semuanya. Ada kala aku tak bisa berpaling dan mulai menyalahkan. Menunjuk mencari siapa yang patut disalahkan. Sekuat apapun aku untuk mencari dalang dibalik semuanya selalu berujung di kesimpulan yang sama, jawabnya selalu aku. Aku dan selalu aku walaupun berusaha untuk menyalahkan siapapun itu. Namun, apa gunanya menyalahkan jika kesalahan sendiri pun tak mampu mengakuinya.

Apakah mengkaji dan mereka kesalahan selalu berlaku untuk semua orang? Atau hanya aku yang terlalu mengorek-ngorek kesalahan. Terlalu berimajinasi dengan apa yang seharusnya terjadi. Tidak bisakah untuk menuntut kebenaran? Atau memang semua orang yang tidak sadar dengan kesalahan mereka. Dan semua itu kadang membuatku jengah, membuatku semakin meragukan semuanya.